Ini Bedanya Rhinitis Alergi, Sinusitis dan Pilek

Hi Bestie, pasti kamu pernah merasakan hidung gatal dan berair hingga mengganggu kenyamanan saat beraktivitas. Ya, gangguan kesehatan sekecil apapun memang dapat mengganggu produktivitas kita sehari-hari. Tapi, tahukah kamu kalau hidung gatal dan berair itu bisa jadi tanda dari penyakit yang berbeda, seperti rhinitis alergi, sinusitis, atau pilek? Meskipun gejalanya mirip, namun ternyata penyebabnya berbeda loh. Jadi, jangan remehkan gangguan hidung yang kamu rasakan ya Bestie. Kira-kira, apa saja sih bedanya?

Ini Bedanya Rhinitis Alergi, Sinusitis dan Pilek

Hi Bestie, pasti kamu pernah merasakan hidung gatal dan berair hingga mengganggu kenyamanan saat beraktivitas. Ya, gangguan kesehatan sekecil apapun memang dapat mengganggu produktivitas kita sehari-hari. Tapi, tahukah kamu kalau hidung gatal dan berair itu bisa jadi tanda dari penyakit yang berbeda, seperti rhinitis alergi, sinusitis, atau pilek? Meskipun gejalanya mirip, namun ternyata penyebabnya berbeda loh. Jadi, jangan remehkan gangguan hidung yang kamu rasakan ya Bestie. Kira-kira, apa saja sih bedanya?

Mengenal Perbedaan Rhinitis Alergi, Sinusitis dan Pilek (Common Cold)

1. Rhinitis alergi / Pilek Alergi.

Apabila kamu pernah merasakan gejala seperti bersin-bersin, hidung meler, dan rasa gatal pada hidung, bisa jadi itu adalah rhinitis alergi yang disebabkan oleh alergen (penyebab alergi). Mungkin, kamu memiliki alergi terhadap debu, serbuk sari, udara dingin, atau asap rokok. Jadi, pastikan kamu menghindari paparan alergen yang membuat hidungmu gatal ya, Bestie  (1).

2. Sinusitis atau Rhinosinusitis.

Nah, selain rhinitis alergi, ada lagi penyakit hidung yang kerap dialami, yaitu sinusitis atau rhinosinusitis. Sinusitis ini ditandai dengan peradangan pada hidung dan sinus, dan bisa jadi disebabkan oleh alergen, iritan, virus, bakteri dari udara kotor, asap dan debu. Gejalanya bisa nyeri pada wajah, serta hyposmia atau gangguan penciuman. Sinusitis dapat berlangsung akut (<4 minggu), subakut (4-12 minggu), kronik (>12 minggu), atau rekuran (hilang timbul) (2).

3. Pilek atau Common Cold.

Yang terakhir, ada pilek atau common cold. Pilek ini merupakan infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh rhinovirus. Gejalanya ringan seperti nyeri tenggorokan, hidung mampet, bersin, batuk, dan demam. Tapi tenang saja ya Bestie, pilek ini umumnya dapat sembuh sendiri (3).

Serupa Tapi Tak Sama

Jangan sampai keliru ya, Bestie. Rhinitis alergi, sinusitis, dan pilek atau common cold, meskipun memiliki gejala yang sama, yaitu hidung mampet atau berair, merupakan penyakit yang berbeda: (2,3,4)

  • Ciri-ciri rhinitis alergi umumnya hanya berupa gejala pada hidung.
  • Sedangkan gejala sinusitis biasanya disertai nyeri pada wajah.
  • Pilek (common cold) seringkali disertai tanda seperti rasa lelah atau tidak enak badan dan nyeri kepala.

Cara Meredakan Rhinitis Alergi / Pilek Alergi

  1. Tapi, perlu diingat bahwa antihistamin generasi pertama seringkali menyebabkan rasa kantuk yang mengganggu aktivitasmu sehari-hari (5).
  2. Sebaiknya, kamu mencari antihistamin generasi kedua seperti Loratadine, tanpa kantuk, dan  bekerja cepat, sehingga kamu dapat bebas beraktivitas (5).
  3. Loratadine merupakan obat anti alergi tanpa kantuk yang efektif selama 24 jam, sehingga cukup dikonsumsi 1 kali sehari saja (7).

Jadi, jangan khawatir lagi kalau kamu memiliki gejala hidung mampet, berair, atau gatal yang disebabkan oleh rhinitis alergi, ya Bestie. Cukup hindari paparan alergen dan segera minum Loratadine sebagai obat anti alergi yang tidak menyebabkan rasa kantuk (8). Dengan begitu kamu dapat terus bebas menjalani harimu tanpa hambatan. Alergi reda, bebas beraktivitas tanpa kantuk!

CH-20230120-30

Artikel ini ditulis oleh:
dr. Ruth Katrin Goldina

Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health

REFERENSI:

  1. Akhouri S, House Steven A. Allergic Rhinitis. A service of the National Library of Medicine, National Institutes of Health. 2022.
  2. Battisti, A. S., Modi, P., & Pangia, J. (2022). Sinusitis. In StatPearls. StatPearls Publishing.
  3. Passioti, M., Maggina, P., Megremis, S., & Papadopoulos, N. G. (2014). The common cold: potential for future prevention or cure. Current allergy and asthma reports, 14(2), 413. https://doi.org/10.1007/s11882-013-0413-5.
  4. Liva, G.A.; Karatzanis, A.D.; Prokopakis, E.P. Review of Rhinitis: Classification, Types, Pathophysiology. J. Clin. Med. 2021, 10, 3183. https://doi.org/ 10.3390/jcm10143183.
  5. Philpot E. E. (2000). Safety of second generation antihistamines. Allergy and asthma proceedings, 21(1), 15–20. https://doi.org/10.2500/108854100778249033.
  6. Cobanoğlu, B., Toskala, E., Ural, A., & Cingi, C. (2013). Role of leukotriene antagonists and antihistamines in the treatment of allergic rhinitis. Current allergy and asthma reports, 13(2), 203–208. https://doi.org/10.1007/s11882-013-0341-4.
  7. Sidhu Gursharan, Akhondi Hossein. Loratadine. A service of the National Library of Medicine, National Institutes of Health. 2022.
  8. Bayer Consumer Health, Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jakarta. Swamedikasi Rhinitis Alergi. Jakarta: 2022.

ANDA MUNGKIN SUKA INI